Bagi Remaja Desa “Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi”

Hidup dan bergaul di desa terkadang menjadi sesuatu yang kurang menarik bagi anak-anak remaja. Bukan tanpa alasan tentunya, karena banyak desa yang masih memiliki fasilitas umum yang minim. Padahal masa-masa remaja bisa dibilang adalah sebuah masa emas, dimana aktifitas para remaja bisa dikatakan sangat luar biasa aktifnya. Keaktifan itu jika tidak terwadahi dalam kegiatan-kegiatan yang positif, maka akan sangat riskan jika dibiarkan. Karena faktor pergaulan yang salah akan memberi dampak yang buruk bagi keaktifan itu. Karena itu lah keaktifan itu harus tersalurkan pada hal-hal yang positif, seperti kegiatan dalam sebuah organisasi atau pun juga bisa sebuah hobi. Dan untuk mendukung sebuah kegiatan atau hobi pastinya juga tetap membutuhkan fasilitas. Dan karena di dalam masyarakat tentunya fasilitas itu adalah fasilitas umum atau fasilitas publik.

Fasilitas umum atau fasilitas publik juga menjadi faktor kenyamanan bagi masyarakat yang tinggal di desa. Karena kehidupan manusia yang selalu berinteraksi antara satu dan yang lainnya juga membutuhkan sebuah tempat untuk menyalurkan kegiatan kebersamaan mereka. Dan salah satu kebersamaan itu juga banyak yang terikat pada kesamaan hobi antara satu dan yang lainnya. Dengan kondisi seperti itu lah biasanya akan menimbulkan sebuah kesamaan keinginan dan tujuan untuk melakukan kegiatan atau hobi secara bersama. Tapi apa jadinya jika di lingkungan tersebut tidak terdapat fasilitas yang mendukung kegiatan atau hobi tersebut.

100_9957Dan itu lah yang dirasakan oleh para pemuda yang tergabung dalam Sub Karang Taruna Tunas Karya Desa Keniten. Mereka yang sebagaian besar memiliki hobi dalam bidang olahraga, menginginkan adanya sebuah lapangan badminton di lingkungannya. Tapi ketika berbicara tentang organisasi yang menjadi wadah kegiatan mereka, mungkin mereka hanya bisa gigit jari. Karena organisasi mereka adalah organisasi yang bisa dikatakan sangat minim dalam hal finansial. Karena itu tidak mungkin jika mereka membuat sebuah gedung badminton yang lengkap dengan semua fasilitasnya.

Tapi dengan tekad yang kuat dan semangat kebersamaan yang ada, akhirnya keinginan mereka dapat terealisasikan. Dengan memanfaatkan halaman Masjid Baittul Muttaqin yang ada di lingkungan RW 03 Desa Keniten. Mereka menyulapnya menjadi sebuah lapangan badminton, walau tempat itu bisa dikatakan kurang layak karena berada di tempat terbuka. Yang pastinya akan terganggu oleh cuaca dan angin ketika mereka sedang menggunakannya. Tapi hal itu tidak menghalangi niat mereka untuk memiliki sebuah lapangan badminton. Dengan bermodal cat satu kaleng yang dibeli dari uang kas karang taruna, mereka membuat garis-garis lapangan badminton sesuai dengan ukurannya. Dan beberapa orang ada yang pergi ke kebun milik salah satu warga untuk mengambil bambu yang akan digunakan sebagai tiang untuk memasang net nya. Dan ketika lapangan sudah siap, mereka pun harus kembali mengorek uang kas untuk membeli net badminton yang baru. Tapi akhirnya lapangan badminton sederhana milik remaja Sub Karang Taruna Tunas Karya pun siap digunakan.

Walau pun hanya sebuah fasilitas sederhana, mereka tetap bangga dan mensyukurinya. Seperti diungkapkan oleh Afi(19) salah satu pemuda Desa Keniten, “Daripada kelayaban ora genah mending latihan badmintonan bae, wis sehat seneng maning”(daripada pergi yang tidak jelas lebih baik bermain badminton saja, sudah sehat senang lagi

Lanjutkan dengan membaca artikel berikut :