Sudahkah kita mensyukuri rizki air yang turun dari langit tersebut? Atau sebaliknya kufur kepada nikmat yang diberikan Allah SWT.
Ketika seseorang bersyukur kepada Allah, ketika datang hujan akan mengucapkan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah. Menerima dengan senang hati akan datangnya hujan, memanfaatkan airnya untuk hal-hal yang positif, seperti mencuci atau mengepel lantai yang kotor. Ketika keluar rumah akan mempersiapkan payung ataupun jas hujan. Yang ada dalam hati adalah rasa syukur dan gembira karena banyak dan tidak kekurangan air.
Menghadapi hujan ada juga segolongan orang yang kufur. Menyesali keadaan yang ada. Yang ada dalam hatinya adalah mengeluh, ketika datang hujan ada saja sesuatu yang menjadi bahan keluhan. Misalnya pakaian tidak keringkering, jalananan becek, kendaraan mudah kotor, atap rumah bocor, menyebabkan kegiatan terhambat, banjir, dan sejenisnya. Yang ada adalah menggerutu, baik dalam atinya ataupun sampai diucapkan lewat lisannya.
Menjadi orang yang bersyukur, membutuhkan latihan. Latihan lahir batin dan terusmenerus. Karena Bersyukur erupakan ekerjaan yang tidak mudah maka Allah menggolongkan, orang yang bersyukur adalah golongan minoritas (golongan Yang sedikit). Allah menjelaskan, “DanSedikitsekali darihambahamba-KuYangbersyukur”.(QS Saba/34: 13)
Dengan Adanya hujan, sebenarnya banyak sekali hikmah dan manfaat yang bisa kita ambil, di bidang pertanian, berbagai macam tanaman yang kita butuhkan menjadi mudah untuk tumbuh. Di bidang jasa dan perekonomian, produksi dan penjualan payung serta mantel meningkat, di bidang peternakan, makanan hewan lebih tercukupi begitu juga bidang yang lain.
Hujan merupakan dalil dan bukti yang menunjukkan atas kebenaran dan kebesaran Allah, yang maha kuasa atas segala sesuatu. Allah menjelaskan, Dialah yang menurunkan hujan dari dan sulit ditumbuhi oleh tanam-tanaman dan rerumputan. Dijelaskan dalam Alquran,
“Sesungguhnya padapenciptaan langit danbumi, pergantian malamdan siang, kapal yangberlayar di laut dengan(muatan) yang bermanfaatbagi manusia, apa yangditurunkan Allah darilangit berupa air, laludengan itu dihidupkannyabumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan didalamnya bermacammacambinatang, danperkisaran angin dan awanyang dikendalikan antaralangit dan bumi, (semuaitu) sungguh, merupakantanda-tanda (kebesaranAllah) bagi orang-orangyang mengerti.” (QS AlBaqarah/2: 164)
Semua makhluk hidup, baik disadari ataupun tidak erasakan manfaat dari hujan tersebut. Berbagai macam tanaman menjadi tumbuh dengan subur. Makan ternak juga menjadi tidak kesulitan dan tercukupi, yang akhirnya persediaan daging juga tercukupi. Puji syukur ke hadirat Allah, atas kekuasaannya kebutuhan makanan nabati dan hewani bagi manusia disediakan oleh Allah SWT. Semua adalah nikmat Allah yang tidak layak untuk kita dustakan.
Hikmah dan manfaat hujan, Allah juga menjelaskan dalam firman-Nya, “Tidakkah engkaumelihat bahwa Allahmenurunkan air dari langitlalu dengan air itu kamihasilkan buah-buahanhyang beraneka ragamjenisnya. Dan di antaragunung-gunung itu, adagaris-garis putih dan merahyang beraneka macamwarnanyadan adapula yanghitampekat.DanDemikianpula diantaramanusia,makhlukbergerakyangbernyawa,danhewan-hewanternakada yangbermacammacamwarnanya.Di antaraHambaAllahYangtakutkepada-Nya,Hanyalahparaulama.SungguhAllahMahaperkasalagi maha pengampun.”(QS Faathir/35:27-28)
Sebagai hamba yang beriman, selayaknya selalu berkhusnuzan (berprasangka baik) atas setiap pemberian Allah, karena Allah tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Semua ada hikmah dan manfaatnya. Selalu bersyukur, sehingga rahmat dan nikmat Allah selalu bertambah.
Bukanlah hamba yang mengkufuri nikmat. Karena azab Allah sangatlah pedih. Kita berdoa, semoga musibah dan bencana yang datang seperti banjir, gunung meletus, kelaparan, kemiskinan, gempa bumi bukanlah azab dan siksa.
Tapi adalah cobaan bagi orang yang beriman. Bagi segolongan manusia yang sedang tertimpa musibah, hendaklah tertanam pada dirinya sifat sabar, khusnuzan, tidak egois, tidak saling menyalahkan , qona’ah (menerima apa yang ada), serta senantiasa berdoa kepada Allah agar sanggup menjalani ujian tersebut.
Memang kesabaran adalah mahal dan sulit dilakukan, tapi jangan khawatir, seungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Optimistis dan selalu bertawakkal, tidak berputus asa dari rahmat Allah. Kepada umat yang Alhamdulillah tidak terkena musibah mendoakan kepada saudara kita yang terkena musibah, membantu semampu kita, berlomba dalam kebaikan lillahita’ala (Fastabiqul khoiroot), bukan memanfaatkan untuk kepentingan pribadi atau kelompok serta ajang kampanye partai tertentu. Maha besar Allah atas segala ciptaanNya. WallohuA’lam.