Jumlah korban tewas akibat protes di Venezuela jadi 39 orang

Menteri Dalam Negeri Venezuela Miguel Rodriguez mengatakan jumlah korban tewas selama beberapa pekan aksi protes yang telah melumpuhkan negara itu kemarin meningkat menjadi 39 orang, setelah dua orang kembali tewas dalam insiden terpisah.

Rodriguez mengatakan di stasiun televisi VTV bahwa di Kota San Cristobal seorang pria 44 tahun meninggal setelah menabrak kabel tegangan tinggi saat para demonstran membawa billboard untuk membentuk barikade. Kota itu menjadi sarang gerakan dan telah mengalami beberapa kekerasan terburuk, seperti dilansir situs asiaone.com, Ahad (30/3).

Di Kota Maracaibo seorang pria 33 tahun tewas setelah mortir rakitan tiba-tiba meledak di tangannya.

Pemerintahan sayap kiri dari Presiden Nicolas Maduro telah menghadapi gelombang protes jalanan berlangsung hampir setiap hari sejak 4 Februari lalu, dengan kemarahan publik atas melonjaknya kejahatan, inflasi berlebihan, dan kurangnya barang-barang pokok.

Maduro, pewaris sosialis terpilih dari almarhum Presiden Hugo Chavez, telah mengecam demonstrasi dan mencap mereka sebagai plot fasis yang diatur oleh Amerika Serikat untuk menggulingkan pemerintahannya.

Ratusan demonstran baik pendukung dan antipemerintah turun ke jalan-jalan di Ibu Kota Caracas kemarin.

Pendukung oposisi berbaris untuk melakukan unjuk rasa terhadap kurangnya komoditas, meningkatnya aksi kejahatan dan sensor pemerintah.

"Mereka menangkap mahasiswa yang protes tetapi meninggalkan penjahat dan preman tetap bebas. Kami terisolasi dan tak bersuara," ujar pensiunan insinyur Jorge Elias.

"Kami lelah tidak memiliki cukup makanan untuk dimakan, dan penjahat membunuh anak-anak kami," ucap Marta Perez, 50 tahun.

Pendukung setia ideologi 'Chavista' yang didukung oleh Maduro dan pendahulunya berbaris ke istana presiden untuk unjuk rasa terhadap dampak lingkungan yang disebabkan oleh protes.

Lanjutkan dengan membaca artikel berikut :