Peringatan Hari TB Sedunia

JAKARTA – Untuk memperingati Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia yang diperingati pada tanggal 24 Maret, Hakuhodo Lotus bersama Community Empowerement People Against Tuberculosis (CEPAT) Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) mengadakan pertunjukan karya seni yang diadakan di Plaza Epicentrum Walk, Jakarta, Rabu (26/3).

Karya seni yang menggunakan sekitar 5.000 keping blok ini menjadi gambaran mata rantai TB. Sapto Yulianto dari Hakuhodo mengatakan, kepingan blok digambarkan sebagai mata rantai TB, dan diharapkan mata rantai tersebut bisa terputus.

“Ini merupakan simbolisasi dari kehendak bersama dari setiap stakeholder kesehatan masyarakat untuk menghentikan penyebaran TB,” tuturnya.

Penggambaran mata rantai TB dibuat dari 5.000 keping blok di atas area seluas 90 meter persegi, blok yang dibuat tiga susun memiliki makna yakni, pertama adalah “spiral” yang berarti penyebaran.
Bentuk kedua adalah “paru-paru”. Cairan tubuh yang membawa bakteri hanyalah yang berasal dari paru-paru penderita. Air liur, air mata, nafas, tidakmenyebabkan orang lain tertular.

Bentuk ketiga adalah “batuk”. Batuk berkelanjutan adalah salah satu sindrom yang menunjukkan bahwa seseorang mungkin saja mengidap TB. Batuk juga merupakan metode penyebaran yang paling umum terjadi.
Blok terkecil yang menjadi pemicu efek berantai hanya setinggi 2,5cm. Sebuah simbolisasi bahwa sebuah penyebaran besar (blok terbesar berukuran tinggi 4 meter) bisa saja ditimbulkan oleh hal yang kecil/sederhana.

“Tapi sayangnya hal sederhana tersebut sering dianggap sebelah mata oleh pengidap sampai akhirnya ketika sadar, seringkali semua sudah terlambat,” tuturnya.Penyusunan karya seni tersebut memakan waktu 20 jam dan dikerjakan oleh 12 tenaga sukarela yang terdiri dari mahasiswa.

Lanjutkan dengan membaca artikel berikut :