Cara terbaik untuk meredam emosi dan marah, Manusia kadang terpaksa atau sengaja menjadi marah jika merasakan adanya "serangan" terhadap dirinya atau hal lain yang menjadi "miliknya". Biasanya mereka yang menjadi marah justru sebelum hal yang ditakutkan terjadi.
Misalnya, ketika mobil mengalami kerusakan, maka pemilik akan merasa marah karena dalam pikirannya kerusakan ini akan mengganggu keuangannya, atau menggagalkan rencana kerjanya.Padahal jika dipikirkan lebih jauh, maka akan bisa disadari bahwa memikirkan cara memperbaiki atau meneruskan rencana kerja jauh lebih penting daripada menjadi marah.
Kemarahan yang ekspresif atau terbuka yang ditandai dengan akitivitas fisik yang real seperti berteriak atau lainnya, diyakini mampu mengurangi efek negatif dari kemarahan karena akan mengundang banyak bantuan dari luar untuk meredakannya. Yang justru berbahaya adalah passive anger atau kemarahan pasif diekspresikan antara lain dengan cara:
▪ Dispassion, seperti senyum hambar, sikap mengabaikan, tidur berlebihan, dingin secara seksual, berbicara tanpa ekspresi wajah yang bersesuaian dengan pembicaraan.
▪ Evasive, seperti kembali melakukan kebiasaan buruk yang sudah ditinggalkan, menghindari konflik lanjutan atau menderita phobia.
▪ Defeatism, menggagalkan sendiri upaya yang dilakukan atau menggagalkan upaya orang lain, memilih orang yang salah untuk tempat bergantung, impotensi secara seksual, frustasi pada hal kecil tetapi mengabaikan masalah penting.
▪ Obsessive behavior, menjadi perfeksionis secara berlebihan, diet atau makan berlebihan.
▪ Psychological manipulation, memprovokasi tindakan perusakan tetapi membuat pola ketidak-terlibatannya, pemerasaan emosional, tangis atau sakit palsu.
▪ Secretive behavior, menghindar dari orang banyak, menolak untuk memandang mata lawan bicara, mengecewakan orang lain, mencuri.
▪ Self-blame, meminta maaf secara berlebihan, kritis secara terbuka, mengundang kritik.
Psikologis
Bagaimana mencegah kerusakan psikologis yang lebih parah akibat kemarahan pasif ?Revolusi Pikiran, manusia modern telah memiliki kekebalan psikologis akibat perkembangan kecerdasan yang tentu saja menyulitkan manusia untuk menyelesaikan masalah psikologis dengan metode umum yang digunakan kalangan akademisi. Alasannya sederhana saja, karena metode akademik diciptakan pada zaman yang berbeda dengan kondisi psikologis manusia yang juga berbeda.
Hanya satu hal yang tetap sama yaitu bahwa kondisi psikologis adalah ekspresi dari cara berpikir dan berpendapat, sehingga solusi psikologis haruslah berpegangan pada tujuan untuk merubah cara berpikir dan berpendapat.Misalnya, jika Anda sering marah karena perilaku anak-anak, mengapa tidak mencoba berpikir bahwa perilaku tersebut justru merupakan sesuatu yang akan membuat Anda bangga pada mereka suatu saat nanti ?