Gedung PMI Banjarnegara Di Resmikan

BANJARNEGARA-Gedung Palang Merah Indonesia (PMI) Banjarnegara Senin (11/2) diresmikan pemakaiannya. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo. Ketua PMI Banjarnegara Setiawan mengatakan pembangunan gedung PMI dimulai sejak april 2012 ditandai dengan peletakan batu pertama oleh bupati. Gedung PMI sendiri berdiri diatas lahan seluas 1.300 m2 dengan luas bangunan 1000 m2 yang terdiri dari ruang markas 2 lantai, ruang UDD serta IPAL dan pager keliling.

 “Pembangunan gedung PMI menghabiskan anggaran sebesar Rp. 1,8 Milliar dari bantuan APBD tahun 2012 sebesar Rp. 250 juta, Bantuan APBD provinsi 2013 Rp. 200 juta serta dana pengembangan UDD PMI Banjarnegara dan bantuan para dermawan Rp. 1,35 Milliar serta bantuan perorangan dan lembaga yang berbentuk bahan bangunan,” kata Setiawan. Meski sudah diresmikan namun beberapa bagian ruangan belum dapat dikerjakan yaitu garasi, gudang dan halaman parkir belakang yang diperkirakan memerlukan dana sebesar Rp. 150 juta.

 Selain gedung yang digunakan untuk markas, juga telah di bangun 1 buah gudang yang di rencanakan untuk menyimpan barang-barang logistik bantuan bencana. Dan yang mendesak PMI juga memerlukan garasi untuk melindungi kendaraan operasional PMI selama proses pembangunan dititipkan tempat. Untuk kelengkapan laboratorium unit donor darah yang mendesak adalah adanya centrifuge untuk membantu membuat komponen darah. “Harga barang ini bervariasi, mulai dari Rp. 400 juta hingga yang lebih mahal lagi sesuai dengan kualitas barang.

Centrifuge sendiri adalah alat untuk memisahkan komponen-komponen darah misalnya untuk mengambil trombosit bagi penderita demam berdarah, sel darah untuk penderita yang lebih memerlukan sel darah. Sementara Ketua PMI propinsi Jawa Tengah Sasongko Tedjo mengatakan pembangunan gedung yang representatif secara tidak langsung mampu menumbuhkan kepercayaan dari masyarakat, bahwa organisasi sosial PMI mampu dikelola dengan profesional.

 “Jika kita melihat gedung lama PMI yang masih sempit dan sedikit berantakan tentunya kepercayaan masyarakat sedikit berkurang, mereka bisa saja mengklaim darah yang ada di PMI kurang sehat dan higienis, jadi gedung ada korelasinya dengan pengelolaan yang profesional,” katanya. Sasongko menambahkan dengan pembangunan yang baik tentunya sistem pengelolaan di PMI juga harus ditingkat ke arah yang lebih baik .

 “Jadi setelah gedung selesai, belum semuanya selesai kita harus membenahi sistem managemen pengelolaan dan pelayanan yang baik dan profesional,” lanjutnya. Terkait bulan dana Sasongko mengingatkan pentingnya bulan dana PMI, karena PMI membutuhkan operasional yang tinggi dalam pengelolaannya. Perolehan dana PMI dari masyarakat merupakan penopang utama kelancaran kegiatan PMI.

 “Adanya gedung yang representatif ini diharapkan juga meningkatkan animo masyarakat untuk berdonasi ke PMI yang berimbas kemudahan PMI dalam melayani kebutuhan masyarakat,” tambahnya. Menyinggung kerjasama dengan BPJS, Sasongko menerangkan, PMI telah mengadakan pembicaran dengan pihak terkait, kaitannya dengan biaya pengelolaan darah yang juga meningkat, terutama kantong darah yang masih import sehingga harganya menyesuaikan dengan harga mata uang asing, sehingga perlu ada sosialisasi sehingga tidak menimbulkan salah persepsi di masyarakat.

 “Kita tidak menjual darah, namun kita mengelola darah yang biayanya juga menyesuaikan dengan peralatan pengelolaan. Masyarakat juga harus tahu bahwa setiap kita mentransfusikan darah kita juga membutuhkan proses dan tidak lepas dari biaya,” terangnya. Bupati Sutedjo pada kesempatan tersebut mengatakan kepentingan darah di Banjarnegara semakin meningkat, terutama bagi korban kecelakaan yang akhir-akhir ini semakin meningkat.

 “Kelengkapan PMI berupa laboratorium darah akan ditindak lanjuti mengingat itu untuk kepentingan kemanusiaan dan menyangkut nyawa seseorang sehingga merupakan kebutuhan yang vital,” kata Sutedjo. Selain itu lanjut Bupati kebutuhan dana bagi PMI sangat dibutuhkan, sehingga tidak hanya pemerintah daerah yang selalu bertindak, kepedulian masyarakat juga sangat diharapkan melalui bulan dana PMI. “PMI membutuhkan biaya untuk berbagai kegiatannya seperti untuk penanganan bencana yang sering terjadi di Banjarnegara,” jelas Sutedjo

Lanjutkan dengan membaca artikel berikut :