Ketua BPD Desa Kutabawa Slamet Damisno mengatakan, getaran gempa memang tidak terlalu besar. Namun, berlangsung hingga jam lima pagi. Untuk memastikan getaran gempa berapa pemuda karang Taruna juga langsung pergi ke Pos Pengamatan Gambuan Pemalang. “Pos Gambuan bisa ditempuh 45 menit perjalanan,” tuturnya.
Selama ditetapkan dari Normal menjadi siaga. Getaran gempa baru terjadi di Desa Kutabawa. Biasanya, getaran gempa hanya sampai di pos Lima pendakian Gunung Slamet.
Ia menambahkan, meskipun terjadi gempa kecil hingga pagi namun masyarakat tidak panik. Masyarakat hanya memastikan ke petugas terkait tentang hal yang terjadi. “Masyarakat masih menganggap aktivitas Gunung Slamet Normal,” imbuhnya.
Kepala Desa Kutabawa Edi Suroso mengatakan, gempa kecil sudah terjadi sejak Kamis sore hingga pagi. Selain itu, asap kecoklatan juga terlihat di puncak Gunung Slamet dan berlangsung cukup lama.
Ia menambahkan, dari petugas yang berjaga mengatakan gempa sangat dirasakan oleh masyarakat Brebes. Sedangkan di Desa Kutabawa hanya terjadi getaran kecil dan masyarakat masih merasa aman.
“Getaran sejak sore berhenti jam lima pagi,” tuturnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga Priyo Satmoko mengatakan, status Gunung Slamet hingga Jumat kemarin masih Waspada. Sejak pukul 00.00-06.00 WIB cuaca di Puncak Gunung Slamet terang diikuti mendung, dan angin tenang.
Ia menambahkan, Gempa tremor Harmonik menerus dengan Amx 0,5-50 mm (amak dominan 12-20 mm). Gempa terjadi sebanyak 14kali dengan hembusan amx 3-10mm dan 10-110. “Status masih waspada, jarak Steril 2 kilometer dari Puncak,” tuturnya.
Sedangkan aktuvitas Gunung Slamet Jumat pagi hingga siang pukul 06.00-12.00 WIB cuaca di Puncak Gunung Slamet mendung, angin tenang, dan hembusan asap putih tebal setinggi 150 meter.
Sedangkan Gempa tremor Harmonik menerus dengan Amx 12-120 mm (amx dominan 20-40 mm).
