Hujan Abu Gunung Slamet Guyur Dua Desa

PURBALINGGA- Meski masih berstatus waspada, Jumat (14/3) kemarin, Gunung Slamet menyemburkan abu ke dua desa di lereng Gunung Slamat yang ada di Purbalingga, yakni di Dusun Bambangan Desa Kutabawa, dan Desa Bambangan. Hujan abu yang terjadi sekitar 30 menit itu tak mempengaruhi aktivitas masyarakat dua desa tersebut.

Sebelumnya, pada Kamis (13/3) sore, di Dusun Bambangan sempat turun hujan yang juga bercampur abu berwarna cokelat. Selain itu Jumat pagi pukul 05.00 hujan abu kembali terjadi.Dari informasi yang dihimpun di Pos Bambangan, aktivitas Gunung Slamet sejak Kamis malam sampai Jumpat pagi terbilang mengalami peningkatan. Letusan besar dan kecil yang disertai asap hitam pekat dan diikuti asap putih terus terjadi.

Kepala Dusun Bambangan Desa Kutabawa Rahmat mengatakan, hujan abu memang sempat terjadi saat pagi hari. Namun ketebalan abu masih sedikit dan dianggap wajar oleh masyarakat. “Kebetulan angin bertiup ke arah Dusun Bambangan dan membawa pasir, jumlahnya tidak banyak,” tuturnya.

Dia menambahkan, letusan kecil memang semakin sering terjadi sejak Kamis malam. “Masyarakat sempat terkejut saat dua letusan besar kamis malam pukul 22.00. Masyarakat keluar rumah dan melihat ke puncak Gunung Slamet, namun setelah aktivitas normal masyarakat kembali masuk rumah dan menggap letusan itu biasa,” imbuhnya.

Rahmat mengatakan, warga Dusun Bambangan yang berjumlah 1.060 juga sudah siap bila harus mengungsi. Mereka tetap waspada menghadapi kemungkinan yang akan terjadi dari letusan Gunung Selamat yang mungkin terjadi.Di bagian lain,Bayu Prabandaru, warga Karangcegak mengaku kaget saat pagi mencoba mengabadikan pemandangan gunung Slamet dari sawah di desanya, ia kaget karena ada pasir halus turun. Namun sangat sedikit dan nyaris tak dirasakan jika tidak mengenai pakaian maupun sepeda motor.

“Seperti serbuk, namun bukan abu dan kecil- kecil. Saat di jas hujan disingkap, juga terasa kotoran itu. Di sepeda motor juga langsung kelihatan di jok dan kepala lampu motor. Namun siangnya mulai berkurang,” jelasnya, Jumat (14/3).Warna serbuk itu sedikit coklat dan mudah remuk. Ia sebelumnya menduga jika kotoran ini karena debu biasa, namun berbeda dan jika dibuktikan saat terkena sinar matahari, serbuk itu beterbangan dan jatuh.

Sementara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga Priyo Satmoko membenarkan sempat terjadi hujan abu atau pasir di desa terdekat dari puncak Gunung Slamet yakni di Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Karangreja dan Desa Binangun Mrebet. Namun jumlah material pasir yang dikeluarkan oleh Gunung Slamet tidak terlalu banyak.

Lanjutkan dengan membaca artikel berikut :