Kurang Gizi Saat Hamil, Picu Bibir Sumbing

PURWOKERTO-Berdasarkan data yang didapatkan di dunia kedokteran, Ibu hamil yang kekurangan zat besi (Fe) dan juga Seng (Zn) disebut sebagai faktor penyebab utama bibir sumbing pada bayi.

Dokter Spesialis bedah plastik Rumah Sakit Karyadi dr M Rizky Setyarto SpB Sp BP mengatakan, dari beberapa penyebab bibir sumbing, kekurangan gizi menjadi penyebab utama. Untuk mendapatkan besi dan seng, ibu hamil bisa memanfaatkan sayuran hijau sebagai penghasil seng. Ibu hamil yang kurang suka dengan sayur, bisa mengkonsumsi suplemen yang mengandung zat tersebut. “Sekarang sudah banyak suplemen penghasil zat-zat tersebut,”terangnya.

Kekurangan gizi yang paling rentan terjadi  pada tri semester pertama. Saat itu, bibir bayi mulai dibentuk. Menurutnya, pembentukan organ pada manusia bisa dikelompokkan dalam bulan. “Nah tri semester pertama, bibir bayi dibentuk. Makanya perlu ada tambahan suplemen,”terangnya lebih lanjut.

Selain kekurangan gizi, dr Rizky menambahkan banyak faktor yang dapat menjadikan bibir sumbing. Disebutkannya, faktor yang dapat menyebabkan bibir sumbing antara lain, keturunan, obat, radiasi, dan juga trauma kehamilan. Faktor lain dikatakannya tidak terlalu berpengaruh terhadap kelainan pada janin tersebut.

Penanganan bibir sumbing sendiri, tidak ada alternatif lain selain dengan menggunakan operasi. Menurutnya, ketika anak menderita bibir sumbing ada beberapa bagian yang perlu dilakukan operasi, seperti bibir itu sendiri, gusi dan juga langit-langit. Dokter Rizky juga menambahkan, untuk operasi bibir sumbing sebaiknya dilakukan saat anak berusia 11 minggu. Sedangkan untuk operasi pada gusi, harus dilakukan setelah gigi susu tanggal. “Karena akan dirapikan bentuk dan susunan giginya,”terangnya.

Sedangkan untuk operasi langit-langit sebaiknya dilakukan sebelum anak berumur tiga tahun. Dalam operasi langit-langit tersebut akan dibentuk langit-langit tiruan yang bisa berkembang sesuai dengan aslinya. Dikatakan pula, setelah anak berumur tiga tahun inggatan terhadap berbicara akan terekam di otak. Kemungkinan terburuk dilakukan operasi setelah anak berumur tiga tahun,anak tidak dapat berbicara dengan lancar. “Nantinya anak berbicara sengau, karena ada kebocoran langit-langit dengan saluran pernapasan,”jelasnya.

Menurutnya, operasi pada langit-langit membutuhkan pengawasan yang ketat dari orang tua. Karena nutrisi anak hanya didapatkan dari makanan yang berupa cairan seperti susu dan lain-lain. Makanan dengan tekstur yang keras akan merusak langit-langit dan menjadikan kerusakan yang lebih fatal pada anak-anak. Selain hanya dengan menggunakan cairan, cairan tersebut harus masuk secara pasif tidak diperbolehkan menggunakan sedotan. “Pasif dengan menggunakan gelas secara langsung maupun dengan sendok. Saat itu, minum tidak boleh menggunakan sedotan karena akan menimbulkan tekanan pada lagit-langit,”pungkas dr Rizky

Lanjutkan dengan membaca artikel berikut :