Arief yang juga Kabag Perekonomian Pemkot Magelang itu menuturkan, jenazah mantan Bupati ke-28 Banyumas itu tiba di rumah duka pukul 08.30 untuk disemayamkan, dan sekitar pukul 13.00 dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Giri Loyo Magelang. “Sebelum meninggal, pak Djoko pernah berpesan pada keluarga besarnya, bila meninggal minta dimakamkan di TPU Giri Loyo, dekat makam kedua mertuanya, yakni Soempeno Djoyo Poespito dan Roewijati,” katanya.
Pesan itu, kata Arief, memiliki makna bahwa almarhum ingin selalu dekat masyarakat. Dia berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, mengingat jasa-jasanya sebagai mantan anggota TNI dengan pangkat terakhir Kolonel. “Almarhum meninggalkan seorang istri, Laksmini Indrawati, dan empat orang putra-putri serta 10 cucu. Di dalam keluarga, beliau adalah kepala keluarga yang disiplin dan tegas. Sifatnya itu mengalir ke anak-anak dan cucunya
sampai sekarang,” tuturnya.
Nampak hadir sejumlah pelayat memberikan penghormatan terakhir, di antaranya
mantan Gubernur Jateng HM Suwardi, mantan Gubernur Jateng yang juga mantan Mendagri HM Mardiyanto, dan mantan Gubernur Jateng Bibit Waluyo. Terlihat juga mantan Wakil Gubernur Jateng sekaligus mantan Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng, Drs Suparto Tjitrodiarjo, dan Wakil Gubernur Jateng saat ini, Heru Sudjatmiko, yang hadir mewakili Gubernur Ganjar Pranowo.
Dalam sambutannya, Wagub Heru Sudjatmiko menuturkan, almarhum dikenal sebagai pekerja keras, baik selama bertugas di kemiliteran maupun saat menjabat sebagai Bupati Banyumas dua periode (1988-1993 dan 1993-1997). “Beliau contoh baik bagi kami selaku penerus perjuangan dan cita-citanya dalam membangun Jawa Tengah,” tuturnya.
Secara terpisah, Sekda Banyumas, Ir Mayangkoro, mengatakan, selama Djoko Sudantoko menjabat Bupati Banyumas,perkembangan pembangunan cukup pesat, di antaranya GOR Satria dan Terminal Purwokerto. “Masyarakat Banyumas sangat kehilangan, karena selama ini beliau sangat berjasa pada pembangunan di wilayah ini,” kata Mayangkoro, di kantornya.
Jasa lain almarhum, kata dia, terlihat dari monumen Adipura air mancur Berkoh. Itu sebagai bukti bahwa Banyumas pernah mendapatkan Adipura secara berturut turut. Tak hanya itu, Banyumas juga pernah memperoleh dua kali emas Adipura saat kepemimpinannya.Saat kepemimpinannya, lanjut Mayangkoro, Banyumas juga pernah menjadi percontohan otonomi daerah tingkat nasional.
Inovasi lainnya, dia pernah membuat gladi manajemen pada SKPD se-Banyumas dengan tujuan terjadinya sinkronisasi dan mempercepat pelayanan kepada masyarakat. “Dia sebagai peletak pondasi Kabupaten Banyumas.Banyumas sangat berhutang banyak pada sosok ini,” lanjutnya.Sekitar 50 orang lebih rombongan dari Pemkab Banyumas menghadiri acara pemakaman Djoko Sudantoko di Magelang,siang ini (kemarin).