Hilangnya Kreatifitas Bocah Desa

Sekitar sepuluh tahunan yang lalu di setiap sore hari di desa,kita akan dengan mudah melihat anak-anak kecil yang sedang ramai bermain dengan teman sebayanya. Ada yang sedang bermain egrang,mobil-mobilan bambu,gangsing,gambul,atau juga mereka memainkan beberapa permainan lain yang sering disebut “Jonjang”. Ada banyak permainan kreatif seperti baren,mande,sunda manda,jonjang umpet,dan juga yang lainnya. Namun kini permainan-permainan itu sudah tidak lagi terlihat dimainkan oleh anak-anak desa,tergerus dengan permainan modern yang hampir semuanya dalam bentuk digital. Bocah-bocah desa sekarang lebih senang bermain playstation,mobil remote,game digital,dan juga beberapa permainan modern lainnya.

Disadari atau tidak perkembangan teknologi telah berimbas pada sisi lain kehidupan bocah desa. Pemahaman kemajuan teknologi yang hanya ditelan mentah-mentah oleh penggunanya,lebih mengutamakan kemudahan karena semua serba instan. Telah menggeser permainan-permainan tradisional yang memiliki nilai pelajaran dan budaya yang tinggi. Kreatifitas bocah-bocah desa tidak lagi seperti dulu. Karena sekarang anak-anak kecil akan lebih sering menangis merengek kepada orang tuanya untuk meminta uang,daripada menangis karena terjatuh saat bermain. Dulu jika seorang anak kecil ingin bermain mobil-mobilan,dia akan meminta kepada orang tuanya untuk membuatlkannya dari bambu atau kayu. Dan ketika beberapa waktu anak itu telah belajar dari orang tuanya,dia akan mencoba membuat karyanya sendiri untuk dipamerkan pada teman-temannya. Dia dan teman-temannya akan berlomba-lomba untuk membuat mainan yang paling bagus,mereka akan membuat atau memodifikasi mainan itu sesuai dengan imajinasi mereka sendiri. Begitu juga dengan “Jonjang”,permainan-permainan ini lebih mengutamakan keaktifan dan kreatifitas dari para pemainnya. Karena alat-alat yang digunakan sangat sederhana,biasanya benda-benda yang ada di sekeliling lingkungan saja. Anak-anak akan lebih aktif dalam mamainkannya walau hanya dengan alat seadanya.

Namun bocah-bocah desa sekarang lebih senang duduk di depan TV untuk bermain playstation,lebih senang bermain game digital,dan juga bermain mobil remote kontrol. Yang lebih memprihatinkan lagi adalah ketika kita melihat anak-anak usia Sekolah Dasar sudah dengan bebas mengendarai sepeda motor dan ngebut di jalan. Kontrol dari orang tua yang lemah dan pemahaman kemajuan teknologi yang salah menjadi salah satu penyebabnya. Bahkan beberapa orang tua kadang justru membanggakan anaknya yang masih kecil tapi sudah bisa mengendarai sepeda motor. Dan hal itu dianggap sebagai sebuah prestasi. Bahkan anak kecil yang telah dibebaskan memiliki handphone oleh orang tuanya,tidak jarang mereka telah melihat dan menyimpan film-film porno di handphonenya.

Dan ketika mereka terbiasa dengan mudah untuk mendapatkan sesuatu. Maka itu akan berpengaruh pada perkembangan pola pikir mereka. Ketika jajanan bocah semuanya sudah serba instan,dan dolanan bocah pun juga ikut menjadi serba instan. Maka hilanglah kreatifitas bocah desa,berubah menjadi anak-anak manja yang selalu merengek pada orang tuanya.

Lanjutkan dengan membaca artikel berikut :