Gerakan Tanam Kedelai di Banyumas Positif

Gerakan Tanam Kedelai di Banyumas -Pemerintah Kabupaten Banyumas bersama Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto serta Kementerian Riset dan Teknologi mencanangkan Gerakan Tanam Kedelai. Pencanangan tersebut diawali dengan Panen Raya Padi Gogo Aromatik Inpago Unsoed-1 yang dilaksanakan oleh Bupati Banyumas, Drs Mardjoko MM,  Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dinpertanbunhut), Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unsoed Totok Agung Dwi Haryanto dan Camat Cilongok pada lahan seluas 3 hektar di Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Senin (6/8).

Penanaman kedelai di areal 2,5 hektar dari tiga hektar lahan padi gogo aromatik yang baru dipanen tersebut langsung dilaksanakan tanpa diistirahatkan dulu. Penanaman dilakukan pada pangkal rumpun padi yang baru selesai dipanen. Ada empat jenis kedelai yang akan ditanam masing-masing kedelai varitas slamet, raja basa, mitani, dan mutiara. Kedelai varitas slamet merupakan hasil uji coba Prof Sunarto yang ditemukan pada tahun 1995 sebagai hasil persilangan kedelai dempo yang toleran pada tanah berkandungan aluminium dan kedelai wilis yang mempunyai sifat adaptif yang luas. 

Bupati Banyumas berharap agar petani di Banyumas dapat menerapkan pola tanam padi-padi palawija di musim kemarau. "Saya ingin petani di sini seperti petani di Jawa Timur yang gerakannya sangat cepat. Jadi begitu panen, langsung ditanam palawija, kalau petani di sini sebagian besar membiarkan lahannya sampai kering atau bera," katanya.

Lebih lanjut Bupati mengatakan walaupun Jawa Timur tidak surplus, kebutuhan kedelainya tercukupi oleh petani lokal.

Lebih lanjut mengenai penanaman kedelai di Kalisari, beliau mengharapkan, komoditas tersebut dapat memenuhi kebutuhan perajin kedelai di desa ini. "Kalisari merupakan sentra industri tahu dan tempe sehingga kebutuhan kedelainya dapat dipenuhi. Kalau ini terus disosialisasikan, kebutuhan kedelai se-Banyumas bisa terpenuhi sehingga tidak perlu beli dari luar," kata Bupati.

Bupati meminta agar petani sesegera mungkin menanam kedelai di saat musim kemarau tanpa harus menunggu lahannya mengering. "Begitu panen, langsung ditanam palawija khususnya kedelai. Jeraminya jangan dibakar dan jangan menunggu lahannya kering, jerami yang dibakar susah membusuk, saya juga meminta Camat untuk melaporkan apabila ada sawah yang akan dipanen, dan saya akan datang sendiri untuk memberi motivasi agar petani mau menanam kedelai,” lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Dinpertanbunhut Banyumas Widarso mengatakan, pihaknya pada 2012 menyiapkan program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) dengan bantuan benih sebanyak 40 kilogram per hektare pada lahan seluas 2.000 hektare di 17 Kecamatan untuk ditanami kedelai. "Realisasinya sudah hampir 90 persen," katanya.

Secara terpisah, Ketua LPPM Unsoed mengatakan, penanaman kedelai secara langsung setelah tanaman padi selesai dipanen dapat menghemat pupuk karena dapat memanfaatkan sisa-sisa pupuk di lahan tersebut. "Penanaman kedelai ini diharapkan menjadi gerakan rakyat dalam rangka memenuhi kebutuhannya sendiri, sudah waktunya tidak bergantung pada luar negeri. Buktinya begitu kondisi di sana krisis, kita yang paling repot. Jadi sudah seharusnya membangun kekuatan sendiri untuk memenuhi kebutuhan," katanya.

Lanjutkan dengan membaca artikel berikut :