anggaran di ruang kerjanya, Senin (30/9).
Rangking tersebut berdasarkan riset yang dilakukan lembaga Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra). Adi mengaku kaget dan bangga saat mengetahui Kebumen terpilih sebagai peringkat pertama pada riset yang dilakukan Fitra. Pihaknya juga tidak mengetahui kualifikasi penilaian yang dilakukan Fitra pada penentuan nominasi keterbukaan informasi anggaran tersebut. “Yang jelas kami atas nama Pemkab Kebumen merasa bangga atas capaian tersebut,” katanya.
Dia menjelaskan, sejauh ini Pemkab Kebumen hanya menjalankan amanat Undang Undang untuk menyampaikan keterbukaan informasi anggaran kepada masyarakat, baik melalui wesite maupun media cetak. Namun, yang harus menjadi catatan bahwa proses tersebut tidak lepas dari tahapan perencanaan pembangunan yang dilakukan dari level bawah secara partisipatif, yakni mulai musyawarah perencanaan pembangunan desa sampai tingkat kabupaten.
Selain itu, lanjut dia, semua tahapan perencanaan pembangunan yang dilakukan Pemkab juga melalui proses konsultasi dan uji publik, sehingga produk perencanaan bisa tepat sasaran, terarah dan terukur. Pihaknya juga
meyakini bahwa prestasi tersebut tercapai berkat kerjasama semua pihak, mulai dari legislatif, eksekutif
sampai elemen masyarakat (LSM). “Prestasi ini menjadi cambuk bagi kami untuk mempertahankan kinerja menjadi
lebih baik lagi,” imbuhnya. Dalam rangka itu, kata dia, upaya meminimalisasi tingkat kebocoran anggaran daerah akan terus diupayakan melalui rapat evaluasi dan koordinasi secara rutin di semua dinas. “Semua program harus dievaluasi agar tepat target, tepat waktu dan tepat mutu,” katanya.